Kesaksian David Attenborough di "A Life on Our Planet"

David Attenborough: A Life On Our Planet merupakan sebuah film dokumenter yang menceritakan perjalanan panjang  seorang David Attenborough mengelilingi setiap benua di dunia.  David Attenborough yang saat ini berumur 93 tahun,  telah menghabiskan waktunya hingga bertahun-tahun untuk alam. Ia tidak hanya mengunjungi tempat-tempat dengan pemandangan alam yang indah, namun juga mengunjungi tempat-tempat liar seperti hutan-hutan belantara.

David menceritakan peristiwa-peristiwa penting selama perjelajahannya. Film dokumenter ini, dapat dikatakan sebuah “kesaksian” nya terkait apa yang telah terjadi di bumi. Dokumenter yang telah diproduksinya itu, menggambarkan bahwa bumi telah berubah seiring berjalannya waktu.

Sejak kecil, David sudah tertarik mengenai hal-hal  tentang fosil. Selain itu, ia juga mempelajari hal-hal tentang revolusi bumi. Ia mengakui bahwa bumi banyak mengalami perubahan buruk. Kepunahan massal yang terakhir kali terjadi dalam sejarah kehidupan  adalah zaman dinosaurus. Kepunahan yang  terjadi selama lima kali dalam waktu empat miliar tahun.

Film dokumenter ini, menggambarkan setiap makhluk hidup di bumi memiliki peran masing- masing bagi stabilitas kehidupan di bumi. Seperti halnya, filaplankton yang di hidup di laut dan hutan-hutan belantara di Utara dapat membantu menyerap karbon dioksida dan penghasil oksigen.

Perjalanan kariernya dimulai pada tahun 1954, yang saat itu ia mendapatkan kesempatan mengikuti perjalanan udara global. Selama perjalanannya, ia menjumpai beragam jenis flora dan fauna serta keindahan alam yang eksotis. Namun hal itu tenyata tidak bertahan lama setelah munculnya teknologi.

Pada tahun 1960-an, tepatnya perang dunia kedua usai, David mengunjungi berbagai tempat salah satunya Serengeti yang terletak di Afrika Timur. Di sana, ia dapat melihat berbagai jenis hewan yang membutuhkan habitat yang luas untuk bertahan hidup. Ia  menyadari bahwa seiring berjalannya waktu, ekosistem dan populasi satwa di bumi mulai menurun. Ancaman kepunahan pun mungkin akan terjadi.

Dokumenter hasil produksinya ini menjelaskan bahwa satwa langka seperti orang utan atau hewan lainnya hampir mengalami kepunahan. Pemanasan global pun menyebabkan wilayah kutub Utara Antartika mencair serta perubahan iklim dan hilangnya flora dan fauna menunjukkan akan terjadinya peristiwa kepunahan massal keenam selama sejarah kehidupan.

Deforestasi hutan  merupakan salah satu faktor populasi satwa langka menurun. Penggunaan lahan yang berlebihan pun dapat menyebabkan krisis bahan pangan. David menegaskan, untuk memulihkan stabilitas alam, perlu upaya mengembalikan keberagaman hayatinya. 

Di film ini menjelaskan dengan menghindari penebangan hutan secara berlebihan dan mengganti energi terbatas dengan  energi alam yang terbarukan seperti matahari, angin, panas bumi dan air yang dapat digunakan secara berkelanjutan merupakan tindakan mencegah agar dampak ini tidak berlanjut.

Tidak hanya itu, memberi akses kesehatan yang baik dan pengetahuan bagi anak perempuan dapat mencegah pertumbuhan populasi manusia. Seiring pendidikan dan kesehatan membaik, maka harapan dan tingkat kelahiran akan menurun. Upaya lainnya dapat dilakukan dengan mengurangi penangkapan ikan dalam jumlah besar, dapat membantu peningkatan kembali populasi ikan dan mengurangi pola makan konsumsi daging atau mengganti konsumsi daging dengan nabati agar penggunaan lahan lebih efisien.

David mengambil contoh negara Belanda, negara pengekspor pangan kedua di dunia yang menggunakan teknologi untuk memproduksi bahan pangan tanpa menggunakan banyak lahan. Kemudian, pengurangan  deforestasi di Kosta Riska dengan menanami kembali pohon-pohon liar dan peraturan penangkapan ikan di Palau. Terakhir ia menegaskan, ini bukan tentang menyelamatkan bumi kita, melainkan tentang menyelamatkan diri sendiri.

Film dokumenter ini cukup banyak mendapatkan respon positif dan menganggap film ini berbeda dari karya David Attenborough sebelumnya. Fotografi alam dalam film dokumenter ini juga  berhasil memberikan gambaran jelas bagi penonton bahwa perlakuan buruk manusia terhadap alam secara tidak sadar dapat menghancurkan dunia. Film ini juga memberikan beberapa inpirasi solusi ringan dalam memulihkan krisis iklim yang telah terjadi.

Komentar