Kesaksian David Attenborough di "A Life on Our Planet"
David menceritakan
peristiwa-peristiwa penting selama perjelajahannya. Film dokumenter ini, dapat dikatakan
sebuah “kesaksian” nya terkait apa yang telah terjadi di bumi. Dokumenter yang
telah diproduksinya itu, menggambarkan bahwa bumi telah berubah seiring
berjalannya waktu.
Sejak kecil, David
sudah tertarik mengenai hal-hal tentang
fosil. Selain itu, ia juga mempelajari hal-hal tentang revolusi bumi. Ia mengakui bahwa bumi
banyak mengalami perubahan buruk. Kepunahan massal yang terakhir kali terjadi
dalam sejarah kehidupan adalah zaman
dinosaurus. Kepunahan yang terjadi selama
lima kali dalam waktu empat miliar tahun.
Film dokumenter ini,
menggambarkan setiap makhluk hidup di bumi memiliki peran masing- masing bagi
stabilitas kehidupan di bumi. Seperti halnya, filaplankton yang di hidup di
laut dan hutan-hutan belantara di Utara dapat membantu menyerap karbon dioksida
dan penghasil oksigen.
Perjalanan kariernya dimulai
pada tahun 1954, yang saat itu ia mendapatkan kesempatan mengikuti perjalanan
udara global. Selama perjalanannya, ia menjumpai beragam jenis flora dan fauna
serta keindahan alam yang eksotis. Namun hal itu tenyata tidak bertahan lama
setelah munculnya teknologi.
Pada tahun 1960-an,
tepatnya perang dunia kedua usai, David mengunjungi berbagai tempat salah
satunya Serengeti yang terletak di Afrika Timur. Di sana, ia dapat melihat berbagai
jenis hewan yang membutuhkan habitat yang luas untuk bertahan hidup. Ia menyadari bahwa seiring berjalannya waktu,
ekosistem dan populasi satwa di bumi mulai menurun. Ancaman kepunahan pun
mungkin akan terjadi.
Dokumenter hasil
produksinya ini menjelaskan bahwa satwa langka seperti orang utan atau hewan
lainnya hampir mengalami kepunahan. Pemanasan global pun menyebabkan wilayah
kutub Utara Antartika mencair serta perubahan iklim dan hilangnya flora dan
fauna menunjukkan akan terjadinya peristiwa kepunahan massal keenam selama
sejarah kehidupan.
Deforestasi hutan merupakan salah satu faktor populasi satwa
langka menurun. Penggunaan lahan yang berlebihan pun dapat menyebabkan krisis
bahan pangan. David menegaskan, untuk memulihkan stabilitas alam, perlu upaya
mengembalikan keberagaman hayatinya.
Di film ini menjelaskan
dengan menghindari penebangan hutan secara berlebihan dan mengganti energi
terbatas dengan energi alam yang
terbarukan seperti matahari, angin, panas bumi dan air yang dapat digunakan secara
berkelanjutan merupakan tindakan mencegah agar dampak ini tidak berlanjut.
Tidak hanya itu, memberi
akses kesehatan yang baik dan pengetahuan bagi anak perempuan dapat mencegah pertumbuhan
populasi manusia. Seiring pendidikan dan kesehatan membaik, maka harapan dan
tingkat kelahiran akan menurun. Upaya lainnya dapat dilakukan dengan mengurangi
penangkapan ikan dalam jumlah besar, dapat membantu peningkatan kembali populasi
ikan dan mengurangi pola makan konsumsi daging atau mengganti konsumsi daging
dengan nabati agar penggunaan lahan lebih efisien.
David mengambil contoh negara
Belanda, negara pengekspor pangan kedua di dunia yang menggunakan teknologi
untuk memproduksi bahan pangan tanpa menggunakan banyak lahan. Kemudian, pengurangan deforestasi di Kosta Riska dengan menanami
kembali pohon-pohon liar dan peraturan penangkapan ikan di Palau. Terakhir ia
menegaskan, ini bukan tentang menyelamatkan bumi kita, melainkan tentang
menyelamatkan diri sendiri.
Film dokumenter ini
cukup banyak mendapatkan respon positif dan menganggap film ini berbeda dari
karya David Attenborough sebelumnya. Fotografi alam dalam film dokumenter ini
juga berhasil memberikan gambaran jelas
bagi penonton bahwa perlakuan buruk manusia terhadap alam secara tidak sadar
dapat menghancurkan dunia. Film ini juga memberikan beberapa inpirasi solusi
ringan dalam memulihkan krisis iklim yang telah terjadi.
Komentar
Posting Komentar